Terapi Okupasi: Bukan Tukang Pijat, ya!


Halo halo ketemu lagi. Hari ini saya mau membahas topik yang banyak orang ngga tahu, padahal sebenernya penting untuk diketahui. Ketika kamu (Mahasiswa TO) lagi reunian sekolah, ketemu teman SMA yang kuliah di jurusan kesehatan juga dan dia tanya “Terapi okupasi? Apa tuh? Yang mijet mijet (pijat memijat) gitu kah?”. Udah ngga usah basa basi, tunjukin ini, ceritain ke temanmu. Oke?

Aktivitas Terapeutik dalam Bentuk Permainan (1)
Terapi okupasi ini adalah frasa serapan dalam bahasa inggris, occupational therapy. Kita pisah dulu biar mudah, jadi kata occupation (okupasi) dan therapy (terapi). Nah, okupasi adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia sehari-hari, yang membuat ia sejahtera dan terlibat dengan lingkungannya (memiliki makna), sedangkan terapi maksudnya suatu upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan manusia (bersifat terapeutik).

Kesimpulannya, terapi okupasi itu terapi berbasis aktivitas yang bermakna bagi klien, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan klien, utamanya dari kondisi disabilitasnya.


Group Therapy (2)
Nah, terkadang ditanyai lagi, “Kerjanya ngapain itu?”. Terapi okupasi pada dasarnya berperan untuk melibatkan klien kembali kepada okupasinya, misal ada klien dengan masalah depresi. Sebagai seorang terapis okupasi, sebutan profesi TO, mengupayakan klien tersebut untuk mampu kembali memiliki gairah hidup, mampu berinisiatif dan aktif melakukan aktivitas/pekerjaannya.

Dari sini kita bisa ketahui bahwa seorang TO ini, kerjanya dalam multi-roles & multi-talent. Pertama sebagai tempat curhat & diskusi, membincangkan masalah dan masa depan, maksudnya berkaitan sama kondisi klien ya. Kedua, sebagai edukator, memberikan edukasi kepada klien juga orang-orang disekeliling klien, entah mengenai kondisi, cara penanganan, mendorong keterlibatan masyarakat, dan banyak lagi, supaya mereka teredukasi dan mampu mengerti kemudian bersama-sama bertindak. Terkeren nih, sebagai seorang desainer. Mendesain program maupun aktivitas, dengan menyesuaikan kemampuan dan kesenangan klien itu menjadi tantangan bagi seorang terapis okupasi. Kenapa begitu? Karena membuat aktivitas itu pertimbangannya ini dan itu, harus tepat, penuh pertimbangan loh. Oiya, masih banyak lainnya juga peranan TO, dijelasin di artikel berikutnya yaa~

   
Bersama klien lansia melakukan aktivitas (3) & Penggunaan Assistive Device (Alat Bantu) (4)

Jujur rasanya seru dan mikir keras ketika saya masih mahasiswa gini, benar-benar harus kritis dan bisa mempertimbangan sesuatu, bukan cuma untuk diri sendiri tapi juga bagaimana caranya menyenangkan klien dan membawa better impact kepada klien.

Yah, memang banyak orang awam pertama kali dengar kata “terapi”, stereotipenya pada maksud pijat memijat, padahal kosakata terapi banyak kan? Misal ada kemoterapi, terapi insulin, fisioterapi, terapi wicara. Tetapi, paling banyak di sini emang sih, Terapi Pijat dong. Itu lah yang membuat orang langsung bilang “Oh yang mijat mijat itu ya?” kalo dengar kata “terapi”. Tapi lebih banyak yang bingung sih ketika lisan kita bilang “Jurusan terapi okupasi”, pas kita ditanyain “Jurusan apa?”. Ya sebetulnya ngga apa-apa, namanya belum tahu kan? Dari konten ini, ayo kita coba edukasi keluarga, tetangga, Pak RT, teman dan siapa aja ya, Lur!

Thanks for your attention, lanjut baca lainnya ya!

Sumber foto: 
  1. https://childsuccesscenter.com/wp-content/uploads/2014/07/88B1544-Medium.jpg
  2. https://www.montrealtherapy.com/wp-content/uploads/2016/12/individual-group-therapy-centre.jpg
  3. https://otservices.wustl.edu/items/home-modifications/
  4. https://programs.eku.edu/sites/programs.eku.edu/files/occupationaltherapy.jpg

Komentar

Popular

Terapi Okupasi: Siap Kerja di Mana Aja (Bagian 2)

Mengenal Occupational Injustice

Urgensi Membangun Diskusi Mahasiswa di Masa Kini